Mencari Refrensi-Refrensi yang relevan
Nama : M Fadhil Hilmy Z
NPM : 202246500767
Kelas : R3J
Mata Kuliah : Filsafat Seni
Dosen Pengampu : Dr.Sn. Angga Kusuma Dawami M. Sn.
30 Refrensi Jurnal
1. Visualisasi Perempuan pada Lukisan Tradisional Tionghoa Karya Lee Man Fong dan Chiang yu Tie
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/254/255
Fokus dari penelitian ini adalah pada visualisasi wanita dalam lukisan tradisional Tionghoa oleh Lee Man Fong dan Chiang Yu Tie yang merupakan pelukis Tionghoa yang tinggal di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi karakteristik lukisan tradisional Tionghoa tentang wanita di Indonesia.
Objek yang dibahas dalam jurnal ini adalah visualisasi yang menunjukkan keperempuanan dalam bidang seni rupa khususnya seni lukis.
Lukisan yang dibahas dalam Jurnal ini menggunakan teori mimesis untuk menciptakan representasi yang realistis dari wanita dalam lukisan tradisional Tionghoa. Lee Man Fong dan Chiang Yu Tie menggunakan teknik seperti sapuan kuas dan komposisi untuk menciptakan gambaran yang mirip kehidupan dari wanita, sambil juga menggabungkan elemen-elemen gaya lukisan Tionghoa tradisional. Penggunaan mimesis dalam lukisan ini membantu menyampaikan konteks budaya Indonesia dan pengaruh seni Tionghoa pada seni visual Indonesia.
2. Perancangan Game Fighting Peresean Sebagai Media Pengenalan Budaya Suku Sasak
https://jti.respati.ac.id/index.php/jurnaljti/article/download/256/235ssp=1&darkschemeovr=1&setlang=enID&safesearch=moderate
Fokus penelitian ini adalah untuk membuat aplikasi game sebagai media pengenalan budaya suku Sasak, khususnya adat istiadat Peresean. Penelitian ini bertujuan untuk membantu masyarakat Lombok dalam mengenalkan budaya Peresean menggunakan media game. Dalam penelitian ini, karakter dalam game akan dibuat dengan desain kartunis dan atribut yang dapat dikustomisasi, seperti pakaian, senjata, dan perisai. Selain itu, game ini juga akan dikembangkan dengan sudut pandang side-scrolling dan pemain akan dibatasi dalam menyerang sesuai dengan peraturan yang ada dalam Peresean.
objek penelitian ini adalah objek 3D. Objek 3D adalah benda hidup dan berinteraksi dalam adegan ruang fisik, tidak dalam pixel dari gambar. Jika kita ingin komputer untuk menggambarkan objek, memprediksi aksi mereka, dan berinteraksi dengan lingkungan, maka kita perlu algoritma yang menafsirkan gambar dalam hal yang mendasari adegan 3D. Dalam konteks pembuatan game Fighting Peresean, objek 3D dapat merujuk pada karakter dalam game, senjata, perisai, dan lingkungan dalam game.
Dalam konteks pembuatan game Fighting Peresean, Teori mimesis dapat digunakan untuk menciptakan karakter, senjata, dan perisai yang menyerupai aslinya dalam budaya Peresean. Sedangkan Teori significant form dapat digunakan untuk menciptakan lingkungan dalam game yang dapat mempengaruhi perasaan dan emosi pemain.
3. Nilai - Nilai Masyarakat Dalam Cerpen "Robohnya Surau Kami" Karya Ahmad Ali Navis
http://bastra.uho.ac.id/index.php/journal/article/download/96/100/178
Jurnal ini berfokus untuk melihat nilai-nilai yang tercermin dari masyarakat dalam cerpen "Robohnya Surau Kami" karya A.A. Navis. Pendekatan yang digunakan dalam jurnal ini adalah melalui prisma mimesis, suatu teori yang menyatakan bahwa seniman menciptakan karya baru dengan meniru atau merepresentasikan realitas sesuai dengan imajinasi mereka. Dalam cerpen ini, unsur mimesis tercermin melalui cara A.A. Navis mengekspresikan realitas melalui plot, karakter, latar, tema, dan gaya bahasa yang digunakan. Hal ini menciptakan representasi cerita yang lebih dalam dan bermakna melalui interpretasi kenyataan yang dipadukan dengan imajinasi penulisnya.
4. Emosi estestis pada lukisan "Ibu dan Anak" Karya Basoeki Abdullah
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPSP/article/download/36724/18762
Dalam jurnal ini, peneliti membahas makna simbolis dari lukisan "Ibu dan Anak" yang menggambarkan seorang ibu yang sedang menggendong anaknya, dan membangkitkan emosi di antara para penikmatnya. Peneliti menggunakan pendekatan teori kritik Clive Bell (significant form) untuk menganalisis unsur-unsur visual, seperti bentuk, warna, garis, dan tekstur, yang mencerminkan perasaan dan pandangan van Gogh tentang kehidupan dan kematian. Jurnal ini juga menjelaskan latar belakang, tujuan, dan proses pembuatan lukisan "Ibu dan Anak". Unsur significant form di dalam jurnal ini adalah unsur-unsur visual yang menimbulkan respons estetis pada penikmat seni, tanpa memperhatikan makna atau konten dari lukisan tersebut, seperti warna, bentuk, garis, dan tekstur.
5. Adaptasi surrealisme dalam Rancangan Arsitektur
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/download/336/261
Dalam jurnal yang membahas "Adaptasi Surealisme dalam Desain Arsitektur," pembahasan difokuskan pada bagaimana arsitektur dapat mencerminkan dunia bawah sadar kita melalui cara yang kreatif dan unik. Jurnal ini merujuk pada teori Mimesis dari Aristoteles yang menyatakan bahwa seniman meniru kenyataan sesuai dengan imajinasi mereka untuk menciptakan karya baru. Sebagai ilustrasi, jurnal ini mengulas struktur bangunan yang terinspirasi dari konsep surealisme, seperti Crooked House di Polandia atau Fred and Ginger di Ceko. Dalam konteks ini, jurnal tersebut mengajak kita untuk menganggap arsitektur sebagai sebuah bentuk seni yang dapat mengekspresikan hal-hal yang tidak lazim dan menarik, menciptakan kesan yang unik dalam konstruksi bangunan.
6. Representasi Mooi Indie dalam Lukisan Jelekong
https://journal.isi.ac.id/index.php/ars/article/view/5715
Dalam Jurnal Lukisan Jelekong ini yang dibuat pada tahun 2019 dan 2020 menggambarkan elemen khas yang umumnya terdapat dalam karya seni Mooi Indie, meliputi gunung, sawah, pohon, serta objek lain yang menampilkan panorama alam Indonesia yang hijau. Namun, keindahan alam yang terpictur dalam lukisan-lukisan tersebut serupa dengan pemandangan alam yang ada di negara-negara Eropa, sesuai dengan gaya khas lukisan Mooi Indie. Di samping itu, lukisan Jelekong yang dihasilkan pada periode tersebut sering menggambarkan panorama alam yang berbeda dengan yang sebenarnya ada di Kampung Jelekong. Di daerah persawahan Jelekong, gunung tidak berada dalam jarak yang dekat, tidak terdapat sungai yang menjadi pembatas antara sawah di bagian kanan dan kiri, dan juga tidak dikelilingi oleh hutan yang lebat seperti yang kerap digambarkan dalam lukisan Jelekong. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa lukisan Jelekong cenderung bersifat imajiner, mungkin saja sang pelukis membayangkan alam di tempat lain di luar Kampung Jelekong atau terinspirasi oleh lukisan pemandangan Barat yang kemudian diaplikasikan dalam karya seni lukisan Jelekong.
Dalam Jurnal Lukisan Jelekong ini yang dibuat pada tahun 2019 dan 2020 menggambarkan elemen khas yang umumnya terdapat dalam karya seni Mooi Indie, meliputi gunung, sawah, pohon, serta objek lain yang menampilkan panorama alam Indonesia yang hijau. Namun, keindahan alam yang terpictur dalam lukisan-lukisan tersebut serupa dengan pemandangan alam yang ada di negara-negara Eropa, sesuai dengan gaya khas lukisan Mooi Indie. Di samping itu, lukisan Jelekong yang dihasilkan pada periode tersebut sering menggambarkan panorama alam yang berbeda dengan yang sebenarnya ada di Kampung Jelekong. Di daerah persawahan Jelekong, gunung tidak berada dalam jarak yang dekat, tidak terdapat sungai yang menjadi pembatas antara sawah di bagian kanan dan kiri, dan juga tidak dikelilingi oleh hutan yang lebat seperti yang kerap digambarkan dalam lukisan Jelekong. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa lukisan Jelekong cenderung bersifat imajiner, mungkin saja sang pelukis membayangkan alam di tempat lain di luar Kampung Jelekong atau terinspirasi oleh lukisan pemandangan Barat yang kemudian diaplikasikan dalam karya seni lukisan Jelekong.
7. Kesenangan Rengganis sebagai inspirasi penciptaan lukisan surealistik
http://journal3.um.ac.id/index.php/fs/article/view/2722
http://journal3.um.ac.id/index.php/fs/article/view/2722
Dalam Jurnal Kesenian Rengganis, juga dikenal sebagai seni pagelaran berupa drama tari lakon, merupakan hasil akulturasi antara kebudayaan Jawa dan kebudayaan Osing. Sering disebut juga sebagai kesenian Praburoro, berasal dari istilah ‘Prabu’, yang merujuk pada sosok raja, dan ‘Rara’ yang berarti perempuan, menciptakan konsep tentang raja perempuan. Ragam pertunjukan kesenian ini mencakup berbagai bentuk, salah satunya adalah melalui karya seni rupa lukis. Dalam penelitian terungkap permasalahan bahwa keberadaan kesenian Rengganis tereduksi oleh kesenian serupa seperti Seni Janger yang lebih mendominasi perhatian masyarakat. Fokus utama penelitian ini adalah pada karya seni lukis, dimana seni lukis merujuk pada proses pengembangan medium dua dimensi atau permukaan objek tiga dimensi untuk mencapai kesan visual tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa falsafah dari kesenian Rengganis dapat diekspresikan melalui seni lukis aliran surealisme.
8. Male gaze dan pengaruhnya terhadap Representasi Perempuan dalam lukisan "Realis Surealis" Karya Zaenal Ariffin
8. Male gaze dan pengaruhnya terhadap Representasi Perempuan dalam lukisan "Realis Surealis" Karya Zaenal Ariffin
https://journal.isi.ac.id/index.php/JOUSA/article/view/1692
Jurnal Pameran yang diberi judul "Perilaku" ini berfokus kepada representasi eksistensi seniman Arifin, yang tidak semata-mata untuk mencari popularitas dalam kehidupan, melainkan untuk mentransfer nilai-nilai, karakter, dan prilaku yang positif melalui sentuhan artistiknya ke dalam karyanya yang ia sebut sebagai lukisan realisme. Manifestasi dari pandangan atau sudut pandang pria (the male gaze) terlihat saat Arifin menggambarkan perempuan sebagai objek untuk mengeksplorasi tentang tubuh dan eksistensinya. Dalam lukisan berjudul Dialog Khayalan; Kekuatan Wanita; dan Kekuatan Cinta, Arifin menampilkan peran perempuan sebagai sosok yang mandiri, tangguh, dan beradab. Perempuan dihadirkan sebagai individu yang terbuka terhadap pemikiran baru, menerima kritik, dan selalu berupaya untuk memperbaiki diri. Kombinasi kekuatan dan kelembutan inilah yang dijadikan oleh Arifin sebagai dualitas untuk menginspirasi semangat perempuan dalam meraih cita-citanya.
9. Pendekatan teori mimesis dalam pengkaryaan seni keramik
https://ir.unimas.my/id/eprint/20629/1/Pendekatan%20teori%20mimesis%20dalam%20pengkaryaan%20seni%20seramik%20(24%20pgs).pdf?ssp=1&darkschemeovr=1&setlang=en-ID&safesearch=moderate
Jurnal Pameran yang diberi judul "Perilaku" ini berfokus kepada representasi eksistensi seniman Arifin, yang tidak semata-mata untuk mencari popularitas dalam kehidupan, melainkan untuk mentransfer nilai-nilai, karakter, dan prilaku yang positif melalui sentuhan artistiknya ke dalam karyanya yang ia sebut sebagai lukisan realisme. Manifestasi dari pandangan atau sudut pandang pria (the male gaze) terlihat saat Arifin menggambarkan perempuan sebagai objek untuk mengeksplorasi tentang tubuh dan eksistensinya. Dalam lukisan berjudul Dialog Khayalan; Kekuatan Wanita; dan Kekuatan Cinta, Arifin menampilkan peran perempuan sebagai sosok yang mandiri, tangguh, dan beradab. Perempuan dihadirkan sebagai individu yang terbuka terhadap pemikiran baru, menerima kritik, dan selalu berupaya untuk memperbaiki diri. Kombinasi kekuatan dan kelembutan inilah yang dijadikan oleh Arifin sebagai dualitas untuk menginspirasi semangat perempuan dalam meraih cita-citanya.
9. Pendekatan teori mimesis dalam pengkaryaan seni keramik
https://ir.unimas.my/id/eprint/20629/1/Pendekatan%20teori%20mimesis%20dalam%20pengkaryaan%20seni%20seramik%20(24%20pgs).pdf?ssp=1&darkschemeovr=1&setlang=en-ID&safesearch=moderate
Dalam jurnal yang disebutkan, peneliti tersebut mengulas penerapan teori repreduksi dalam pembuatan karya seni keramik. Peneliti juga memaparkan konsep repreduksi dalam ranah seni rupa dan seni keramik, serta memberikan contoh-contoh karya seni keramik yang menerapkan konsep tersebut. Jurnal ini juga mengklarifikasi proses serta teknik pembuatan karya seni keramik dengan pemanfaatan konsep reproduksi.
10. Significant Form sebagai ide penciptaan seni karya lukis
http://digilib.isi.ac.id/7065/1/BAB%20I.pdf?ssp=1&darkschemeovr=1&setlang=en-ID&safesearch=moderate
http://digilib.isi.ac.id/7065/1/BAB%20I.pdf?ssp=1&darkschemeovr=1&setlang=en-ID&safesearch=moderate
Dalam Jurnal ini, peneliti mengeksplorasi penerapan konsep "bentuk signifikan" sebagai dasar dalam pembuatan karya seni lukis. Referensi utama yang diambil adalah kontribusi Clive Bell, Roger Fry, dan Piet Mondrian. Tulisan ini mengulas secara rinci bagaimana proses pembuatan lukisan menggunakan teknik khas cat akrilik di atas kanvas. Namun, fokus utama jurnal ini adalah pada interkoneksi antara konsep teori bentuk signifikan dengan sebuah lukisan. Hal ini membuka diskusi mendalam mengenai bagaimana sebuah karya seni lukis dapat mengandung makna melalui penekanan pada elemen-elemen bentuk yang memiliki kekuatan visual yang mendalam dan mampu menyampaikan pesan atau makna secara lebih mendalam kepada pengamat.
Comments
Post a Comment